Hubert Aiwanger, Wakil Perdana Menteri Bavaria dan pemimpin Partai Freie Wahler (Pemilih Bebas), tengah menghadapi kontroversi setelah muncul laporan bahwa ia telah membagikan pamflet anti-Semit saat masih bersekolah. Pamflet tersebut berisi hadiah–hadiah mengerikan yang termasuk “perjalanan gratis melalui cerobong asap Auschwitz“ dan akomodasi di kamp konsentrasi Dachau selama satu tahun untuk “pengkhianat terbesar tanah air“.
Aiwanger, yang memiliki sikap sayap kanan, diketahui pernah mengatakan kepada teman sekelasnya bahwa ia berlatih pidato Hitler di depan cermin dan telah membaca otobiografi terlarang diktator tersebut, Mein Kampf. Dalam pamflet tahun 1988, dia juga menyebutkan hadiah–hadiah seperti “tembakan bebas di leher“ dan “pemenggalan kepala secara gratis dengan guillotine”, yang merupakan metode eksekusi Nazi. Dia juga diketahui pernah berfoto dengan kumis pensil ala Hitler.
Aiwanger dihukum dengan membuat presentasi tentang “Reich Ketiga” sebagai hukuman atas perbuatannya. Felix Klein, tokoh anti-Semitisme Jerman, mendesak pemecatan Aiwanger jika tuduhan tersebut benar, sementara oposisi di Bavaria meminta adanya sidang khusus di parlemen negara bagian.
Perdana Menteri Bavaria, Markus Söder, mengecam pamflet tersebut dan menuntut penjelasan lengkap mengenai tuduhan tersebut. Aiwanger membantah sebagai penulis pamflet tersebut, tetapi akhirnya kakaknya mengklaim sebagai penulisnya. Aiwanger juga mengakui membawa salinan pamflet tersebut di sekolah, tetapi tidak mengomentari tuduhan mengenai latihan pidato Hitler atau membaca Mein Kampf.
Beberapa pihak menilai penjelasan Aiwanger tidak memadai. Saskia Esken, pemimpin Partai Sosial Demokrat, meminta pemecatan Aiwanger menjelang pemilu negara bagian Oktober. Esken menyatakan bahwa ungkapan-ungkapan yang menjijikkan dan tidak manusiawi dalam pamflet tersebut mencerminkan sikap yang tidak pantas bagi seorang pemimpin politik di Jerman.
+ There are no comments
Add yours