Nathan Lyon, seorang off-spinner berbakat yang menjadi legenda kriket Australia, sedang menjalani proses pemulihan cedera betis yang signifikan. Meskipun dikenal sebagai salah satu pemain kriket Tes terbaik, Lyon menghadapi tantangan yang tak terduga di luar lapangan kriket, yaitu berenang.
Dalam wawancara dengan GOATD, sebuah platform online yang menghubungkan penonton dengan atlet, Lyon berbicara tentang pemulihannya setelah mengalami cedera betis selama seri Ashes di Inggris. Ia mengungkapkan bahwa proses pemulihannya melibatkan berenang, sesuatu yang sangat menantang baginya.
“Saya mencoba untuk berenang, yang pada kenyataannya cukup menantang,” ujarnya dengan jujur. Ini adalah tantangan yang membuatnya lebih takut daripada menghadapi pemain bola cepat seperti Ben Stokes dan Mark Wood di lapangan kriket.
Lyon juga berbagi rencana pemulihannya, menyatakan bahwa ia berharap untuk kembali ke lapangan kriket Kelas Satu pada pertengahan bulan Oktober. Dia sangat bersemangat tentang kemajuan pemulihan cedera betisnya.
“Sudah 10 minggu sejak cedera terjadi, dan tim medis telah melakukan pemulihan yang belum pernah terlihat sebelumnya untuk cedera betis,” tambahnya.
Cedera betis Lyon terjadi ketika ia menangkap bola pada hari kedua uji coba kedua di Lord’s pada bulan Juni. Dia bahkan kesulitan menempatkan berat badannya di kaki kanannya saat dibantu meninggalkan lapangan oleh staf tim Australia.
Setelah menjalani pemindaian dan perawatan medis, Cricket Australia mengumumkan bahwa Lyon mengalami cedera betis yang signifikan dan memerlukan periode rehabilitasi setelah pertandingan tersebut selesai. Hasil pemindaian yang dilakukan setelah ia kembali ke Sydney mengungkapkan bahwa cedera tersebut lebih parah daripada yang diperkirakan, berupa robekan.
Lyon menjadikan pemulihan sebagai prioritas utama dan telah melakukan berbagai latihan fisik, termasuk berlari dan berolahraga di gym selama beberapa jam. Dia juga melakukan latihan angkat betis dalam berbagai posisi, yang merupakan bagian penting dari proses pemulihan cederanya.
Meskipun cederanya memaksanya untuk istirahat dari lapangan kriket, Lyon tetap bersemangat untuk kembali. Dia berencana untuk bermain dalam pertandingan Shield kedua pada pertengahan Oktober dan yakin bahwa dia akan kembali dalam performa terbaiknya.
Ketekunan Lyon dalam pemulihan cedera ini juga bisa membuka peluang bagi karier uji cobanya yang akan datang. Pada usia 38 tahun saat seri Ashes 2025 berikutnya, Lyon masih memiliki semangat dan dorongan untuk terus bermain kriket. Meskipun beberapa pemintal legendaris seperti Muttiah Muralitharan dan Shane Warne pensiun pada usia serupa, Lyon yakin bahwa dia masih memiliki banyak yang bisa diberikan dalam dunia kriket.
“Saya jujur tidak melihat alasan mengapa saya tidak bisa terus melanjutkan,” katanya dengan keyakinan. “Saya selalu mengatakan ini sejak awal: jika suatu pagi saya bangun dan tidak lagi memiliki dorongan untuk menjadi lebih baik, itulah saat saya harus meninggalkan permainan. Tetapi sekarang, saya bangun dengan semangat yang lebih besar dari sebelumnya. Saya merasa masih memiliki banyak yang bisa saya berikan, dan saya sangat menantikannya. Dalam pandangan saya, saya masih memiliki jalan yang panjang di depan.”

+ There are no comments
Add yours