Marlon Samuels, tokoh terkenal dalam dunia kriket dan pemenang T20 World Cup dua kali, telah dinyatakan bersalah melakukan pelanggaran berulang di bawah Kode Anti-Korupsi Emirates Cricket Board (ECB). Mantan pemukul Timur Laut Hindia Barat ini didakwa oleh International Cricket Council (ICC) pada September 2021. Setelah penyelidikan menyeluruh dan persidangan selanjutnya, tribunal memutuskan bahwa Samuels melakukan keempat pelanggaran tersebut.
Pelanggaran selama Abu Dhabi T10
Pelanggaran Samuels terkait dengan perilakunya selama edisi 2019 Abu Dhabi T10, turnamen kriket yang diawasi oleh ECB. Tribunal telah menentukan bahwa ia melanggar artikel-artikel berikut dalam kode anti-korupsi ECB:
1. Artikel 2.4.2 – Menyembunyikan Penerimaan Bermasalah
Gagal mengungkapkan penerimaan hadiah, pembayaran, keramahan, atau manfaat lain yang dapat menimbulkan pandangan negatif terhadap peserta dan olahraga kriket.
2. Artikel 2.4.3 – Melaporkan Keramahan Bernilai Tinggi dengan Tidak Benar
Mengabaikan pengungkapan penerimaan keramahan bernilai setara dengan US$750 atau lebih kepada Pejabat Anti-Korupsi yang ditunjuk.
3. Artikel 2.4.6 – Kerjasama yang Kurang
Samuels terbukti gagal bekerja sama dengan penyelidikan Pejabat Anti-Korupsi yang ditunjuk.
4. Artikel 2.4.7 – Menghambat Penyelidikan
Tribunal memutuskan bahwa Samuels menghalangi dan menunda kemajuan penyelidikan Pejabat Anti-Korupsi dengan menahan informasi penting.
Sanksi Menanti
Setelah putusan diumumkan, Samuels kini menghadapi sanksi yang sesuai, yang sifatnya akan ditentukan oleh tribunal. Sanksi ini akan diputuskan setelah mempertimbangkan pengajuan dari kedua belah pihak yang terlibat.
Karir penuh liku bertabur kontroversi
Samuels mengumumkan pensiun dari kriket pada November 2020, mengakhiri karir mulia yang meliputi 71 pertandingan Test, 207 One Day Internationals (ODIs), dan 67 Twenty20 Internationals (T20Is). Sepanjang perjalanan kriket internasionalnya, Samuels mengumpulkan lebih dari 11.000 poin dan sejumlah mencolok dengan 17 century. Meski mencapai prestasi yang signifikan, karirnya ditandai oleh momen kontroversial.
Menariknya, Samuels dihadapkan pada larangan dua tahun pada Mei 2008 setelah terbukti bersalah menerima uang, manfaat, atau penghargaan lain yang dapat mendiskreditkan dirinya atau permainan kriket. Pelanggaran sebelumnya ini menjadi pengingat nyata akan tantangan yang dihadapi kriket dalam menjaga integritasnya.
Meskipun karir Samuels naik turun, kontribusinya dalam kriket, terutama penampilan luar biasa dalam final Piala Dunia T20 2012 dan 2016, akan dikenang oleh penggemar di seluruh dunia.
Sumber
+ There are no comments
Add yours